Rabu, 18 November 2015

5 Film Batal Rilis Karena Serangan Teroris

Film-film Hollywood seperti Bridge of Spies (Steven Spielberg) dan Jane Got a Gun (Gavin O'Connor) mengubah rencana rilisnya tak lama setelah terjadi serangan teroris di Paris pada Jumat pekan lalu. Film-film ini mengubah jadwal rilisnya murni melalui pertimbangan keamanan, dan hal ini normal untuk dilakukan.
Namun, bagaimana jika sebuah film harus menunda jadwal perilisannya karena cerita atau adegan didalam film itu mirip atau menggambarkan dengan aksi teroris? Sebuah unfortunate coincidence seperti ini memang sangat jarang terjadi, tetapi setidaknya ada lima judul yang mengalami hal unik ini. Anda penasaran? ini ulasan kami.

Collateral Damage (2002)

Apakah ada yang masih ingat serangan teror apakah yang terjadi tak lama sebelum Oktober 2001? Jawabannya adalah aksi teror terhadap menara kembar World Trade Center (WTC) 11 September 2001, di mana dua pesawat komersial yang katanya dibajak grup teroris menabrakkan diri ke gedung tersebut.
Collateral Damage menceritakan tentang teroris yang menewaskan istri seorang pemadam kebakaran. Trailer film yang dibintangi Arnold Schwarzenegger ini menampilkan adegan pemboman besar di Amerika Serikat. Akibat kejadian WTC, film Collateral Damage mengubah trailernya dan mengubah jalan cerita orisinal filmnya. Aktris Sofia Vergara (Hot Pursuit) yang sebenarnya memerankan pembajakan pesawat dihilangkan total dari film ini.
Collateral Damage harus menunda perilisan yang semula 5 Oktober 2001 menjadi Februari 2002.


Phone Booth (2003)

Phone Booth merupakan film arahan Joel Schumacher mengenai seorang pri yang terjebak di sebuah telepon umum. Nyawanya terancam karena jika dia sembarangan keluar dari bilik tersebut, teroris penembak jitu sudah siap menghabisi nyawanya.
Film ini dijadwalkan rilis pada November 2002, tetapi harus ditunda perilisannya hingga 2 April 2003. Soalnya, kurang dari satu bulan dari jadwal perilisan Phone Booth, ada rangkaian penembakan yang dilakukan penjahat perofesional di tiga daerah di Amerika Serikat, yakni Maryland, Virginia, dan Washington DC. Serangan ini terjadi dalam rentang waktu tiga minggu, mulai 2 Oktober hingga 22 Oktober 2002. sepuluh warga sipil tewas dalam penembakan ini.


Django Unchained (2012)

Saat Quentin Tarantino berkoar-koar mengenai anti kekerasan polisi di Amerika Serikat, film-film yang disutradarainya banyak menggambarkan kekerasan. Salah satunya adalah Django Unchained. Film pemenang dua Oscar ini juga sempat mendapatkan banyak kritik negatif mengenai kekerasan dalam filmnya. Hali ini berujung pada penundaan premiere filmnya selama kurang lebih 11 hari.
Film ini memceritakan kekejaman terhadap budak-budak di Mississippi, Amerika Serikat ini direncanakan menggelar premiere pada 14 Desember 2012, yang ternyata bertepatan dengan Sandy Hook School Shooting, kejadian penembakan massal yang dilakukan Adam Lanza di Sandy Hook Elementary School.
Penembakan ini menewaskan 28 orang, termasuk sang pelaku yang bunuh diri dan ibu pelaku yang dibunuh sang pelaku sebelum menuju Sandy Hook Elementary School.


Gangster Squad (2013)

Seperti judulnya, film ini menceritakan tentang kehidupan gangter yang penuh dengan kekerasan dan kejahatan. Salah satu kejahatan yang sering terjadi di dunia gangster adalah baku tembak. Film ini mulanya akan dirilis pada 7 September 2012, tetapi kemudian ada penembakan massal di bioskop Aurora, Colardo, Amerika Serikat pada 20 Juli 2012 saat pemutaran The Dark Knight Rises.
Setelah kejadian ini, Warner Bros. menarik trailer resmi film ini yang juga sempat menampilkan aksi penembakan para penonton bioskop. Pihak Warner Bros. mengungkapkan tak akan menghilangkan adegan tersebut, tetapi mengubah lokasi adegannya karena cerita tersebut merupakan bagian penting dalam filmnya.


Made in France (2015)

Made in France merupakan film karya sineas Prancis bernama Nicolas Boukhrief. Film ini sudah terbentur dua serangan teroris sehingga perilisan tertunda sampai dua kali. Made in France seharusnya dirilis di awal tahun ini, tetapi SND Films selaku distributor film ini mundur dari posisinya setelah serangan teroris di majalah satir Charlie Hebdo pada 7 Januari 2015.
Setelah mendapatkan distributor baru, yaitu Preety Pictures, Made in France dijadwalkan rilis pada 18 November 2015. Tetapi lima hari sebelum perilisannya, Paris kembali menerima serangan teroris, dan film ini kembali ditunda perilisannya sampai batas waktu yang belum ditentukan. Setelah kejadian Jumat lalu, tim promosi film Made in France membersihkan semua poster promosi film Made in France di tempat-tempat publik untuk menjaga perasaan warga Paris.
Made in France menceritakan seorang jurnalis bernama Sam (Malik Zidi) yang masuk ke dalam sebuah komunitas muslim untuk menyelidiki sebuah rencana teror yang akan dilakukan komunitas tersebut di pusat kota Paris.