Unsur-Unsur Cerpen - hai sobat belajar, berbagi tentang sedikit ilmu Bahasa Indonesia yang berjudul cerpen.
Membaca atau mendengarkan pembacan sebuah cerpen tentu menarik.
Namun, dari pembacaan cerpen yang kamu dengarkan tersebut dapatkah kamu
mengidentifikasikannya? Mengidentifikasi cerpen artinya kegiatan menguraikan,
menjelaskan, atau menelaah unsur-unsur yang membangun sebuah cerpen.
1. Pengertian Cerpen
Cerpen (cerita pendek) adalah karangan pendek yang berbentuk prosa.
Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian,
peristiwa, dan pengalaman.
2. Ciri-Ciri Cerpen
Sebelum membahas lebih lanjut, tahukah kamu apa saja ciri-ciri sebuah cerpen
itu? Ciri-ciri sebuah cerpen antara lain sebagai berikut.
a. Bentuk tulisannya singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
b. Terdiri kurang dari 10.000 kata.
c. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun
orang lain.
d. Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah
tunggal atau sarinya saja.
e. Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi
pelakunya saja.
f. Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
g. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat.
h. Sanggup meninggalkan kesan mendalam dan mampu meninggalkan efek
pada perasaan pembaca.
i. Menceriterakan satu kejadian, dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis,
tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib.
j. Beralur tunggal dan lurus.
k. Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
3. Identifikasi Cerpen
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa mengidentifikasi cerpen artinya kegiatan
menguraikan, menjelaskan, atau menelaah unsur-unsur yang membangun
sebuah cerpen. Unsur pembangun sebuah cerpen meliputi unsur intrinsik dan
ekstrinsik. Tentu kamu masih ingat apa saja yang termasuk dalam unsur intrinsik
dan ekstrinsik karya sastra. Pada pembelajaran ini hanya akan membahas alur,
penokohan, dan latar pada sebuah cerpen.
a. Plot atau alur
Alur disebut juga jalan cerita. Bentuk alur berupa peristiwa-peristiwa yang
disusun secara berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir
cerita.
1) Macam-macam alur cerita
Alur cerita ada beberapa jenis. Jenis-jenis alur cerita maliputi berikut ini.
a) Secara kualitatif, alur cerita terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
- Alur erat
Pada alur erat, hubungan peristiwa satu dengan lainnya sangat erat,
padu, sehingga tidak mungkin ada bagian cerita yang diambil
bagiannya saja.
Alur jenis ini saling terikat antara peristiwa satu dengan peristiwa
lainnya.
- Alur longgar
Pada alur ini, ada bagian cerita yang diambil dari cerita yang telah
diuraikan sebelumnya. Disebut longgar karena adanya degresi atau
masuknya peristiwa lain ke dalam cerita tersebut.
b) Secara naratif waktu, alur cerita terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
- Alur maju, yaitu alur atau jalan cerita yang disusun berdasarkan
urutan waktu (naratif) dan urutan peristiwa (kronologis).
- Alur mundur, yaitu alur atau jalan cerita yang mengembalikan cerita
ke masa atau waktu sebelumnya.
- Alur campuran(flashback), yaitu perpaduan antara alur maju dan
alur mundur. Cerita bergerak dari bagian tengah, menuju ke awal,
dilanjutkan ke akhir cerita.
2) Tahapan-tahapan alur
Perhatikan bagan tahapan alur berikut ini!
turning point/puncak konflik
rising action/muncul konflik
complication/peristiwa
exposition/pengenalan
resolution/penyelesaian e
Dalam alur terdapat beberapa tahapan yang meliputi berikut ini.
a) Tahap pengenalan (exposition), tahap ini dimunculkan sebuah cerita
dengan mengenalkan tokoh, situasi, latar, waktu, dan sebagainya.
b) Tahap peristiwa (complication), tahap dimunculkannya suatu peristiwa
sebagai penggerak cerita.
c) Tahap muncul konflik (rising action), tahap dimunculkannya permasalahan yang menimbulkan pertentangan dan ketegangan antartokoh.
d) Tahap konflik memuncak (turning point), tahap permasalahan/
ketegangan berada pada titik paling atas (puncak).
e) Tahap penyelesaian (resolution), tahap permasalahan mulai ada
penyelesaian (jalan keluar) menuju ke akhir cerita.
b. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh
dalam cerita. Sementara tokoh adalah orang atau pelaku yang berperan dalam
cerita.
1) Teknik penggambaran tokoh
Untuk menggambarkan sifat atau karakter seorang tokoh, pengarang
menggunakan dua teknik. Kedua teknik tersebut adalah sebagai berikut.
a) Teknik analitik, yaitu karakter/sifat dari tokoh cerita diceritakan secara
langsung oleh pengarang.
Contoh:
Erlina adalah seorang putri tunggal Sultan Pangeran. Erlina dikenal
orang-orang karena kecantikan parasnya. Rambutnya yang hitam lurus
serta kulit yang kuning langsat menambah keelokan tubuhnya. Banyak
pemuda mencoba mendekatinya, namun tanpa alasan yang jelas, ia
selalu menolaknya.
b) Teknik dramatik, yaitu karakter/sifat tokoh dikemukakan melalui
penggambaran tertentu, misalnya fisik dan perilaku tokoh, lingkungan
kehidupan, dialek bahasa, jalan pikiran, dan lewat gambaran tokoh lain.
Contoh:
Berbeda dengan Ramli, sebenarnya Bahtiar bisa mengendalikan diri dalam
menghadapi masalah yang rumit. Malam itu Bahtiar dan Ramli dikepung
tentara kompeni. Beberapa saat lamanya, dalam ketegangan yang
memuncak itu Bahtiar menghamburkan pelurunya ke berbagai jurusan.
2) Jenis penokohan
Berdasarkan peranannya dalam suatu cerita, tokoh dibedakan menjadi tiga
jenis. Jenis-jenis tokoh tersebut adalah protagonis, antagonis, dan tritagonis.
a) Tokoh protagonis
Yaitu, tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu atau dua figur
tokoh protagonis utama yang dibantu tokoh lain yang terlibat dalam
cerita.
Tokoh jenis ini biasanya berwatak baik, dan menjadi idola pembaca/
pendengar.
b) Tokoh antagonis
Yaitu, tokoh yang menjadi penentang cerita. Biasanya ada satu atau
dua figur tokoh yang menentang cerita. Tokoh jenis ini berwatak jahat,
menyebabkan konflik, dan dibenci oleh pembaca dan pendengar.
c) Tokoh tritagonis
Yaitu tokoh pembantu (penengah) baik untuk tokoh protagonis
maupun antagonis.
3) Cara menentukan watak dan sifat tokoh
Cara untuk menentukan watak tokoh adalah sebagai berikut.
a) Tentukan pelaku-pelaku cerpen, baik protagonis, antagonis, dan
tritagonis.
b) Pikirkan dan rasakan dengan cermat watak, perilaku, kebiasaan, dan
kondisi setiap pelaku.
c) Simpulkan watak tiap pelaku melalui dialog, sikap, pembawaan, dan
pola pikir dalam cerita.
c. Latar
Setiap cerita pasti terjadi pada waktu, tempat, dan suasana tertentu. Ketiga
jenis inilah yang disebut latar atau setting. Latar bisa bersifat faktual atau
imajiner. Fungsi latar adalah memperkuat atau mempertegas keyakinan
pembaca terhadap jalannya suatu cerita. Oleh karena itu, semakin baik
pengetahuan dan imajinasi seorang pengarang, maka semakin baik latar yang
diciptakannya dalam cerita.